Sebelum membaca artikel ini, kami sarankan agar kalian menonton terlebih dahulu video dokumenter yang dimaksud. Silahkan klik di sini untuk menonton video.
“A
shared future for mankind”. Slogan yang digaungkan oleh Xi Jinping, presiden
China ini tampaknya cukup jelas menggambarkan ambisi China untuk
menggantikan Amerika sebagai negara Adidaya. Amerika yang sadar akan hal ini
tentu saja harus merasa khawatir. Di lain sisi Amerika bingung untuk
mempertahankan prioritas yang lama atau segera menggantinya. Salah satunya
adalah perihal Timur-Tengah. Sudah banyak sumber daya yang mereka keluarkan
demi menguasai di Timur-Tengah. Relakah mereka melepasnya begitu saja?
Sementara saat ini, China rise is much more about than military in Asia. It
presents all aspects.
Bagaimana
dengan peran Eropa dalam hal ini? Bukan rahasia lagi bagi masyarakat
internasional bahwa Amerika memiliki hubungan erat dengan Eropa. Salah satu contoh
yang paling jelas adalah NATO. Pesatnya perkembangan China dalam segala aspek
membuat Amerika mengajak sekutunya, Eropa, ikut menyatukan kekuatan demi
mengalahkan China. Namun, Eropa sendiri tampak bimbang untuk memilih antara dua
kubu tersebut. Hal ini sangat jelas terlihat dari pidato konselor Jerman,
Angela Merkel yang mengatakan, “I believe that it is very important for the
European Union to have its own China policy, which of course will have in
common with the United States that we build on the same values”. Demikian juga
yang dikatakan oleh presiden Prancis, Emmanuel Macron, “Our goal is very
clearly to be able to make our own choices and not be in alignment with anybody
else”.Eropa mengatakan bahwa mereka tidak ingin lagi bergantung pada pihak lain,
tapi apakah realitanya benar demikian? Faktanya dalam hal ekonomi, European
economy highly depent on Chinese market. Demikian pula dalam hal keamanan,
Eropa bergantung pada Amerika. Entah pihak mana yang akan Eropa dukung,
tentunya Eropa harus memilih dengan bijak, karena keputusan mereka akan sangat
berpengaruh pada masa depan mereka mendatang.
Dapatkah
Amerika kembali memimpin? Sejak inagurasi presiden, Joe Biden sebagai presiden
yang baru selalu mengatakan dalam pidatonya bahwa “America is back”. Benarkah
demikian? Faktanya, dalam Amerika sendiri mereka sedang bejuang menyelesaikan
perang domestic yang bukan hanya sangat perpengaruh pada perpolitikan negara
tetapi juga pada kebijakan Amerika, baik domestic maupun luar negeri. Jika
Amerika benar-benar ingin kembali bangkit, saya rasa Amerika harus terlebih
dahulu membenahi kekacauan internal dan mengembalikan kepercayaan masyarakatnya
terhadap pemerintah yang mulai hilang pada kepemimpinan sebelumnya. Jika hal
itu bisa terpenuhi barulah Amerika bisa dengan rasa percaya diri melakukan
upaya-upaya yang signifikan untuk kembali memimpin dunia.
